Hati adalah sebuah ladang harapan yang tak terbatas, di mana keajaiban terkadang bersemai.....
Setiap orang hidup dengan masa lalunya, karena masa lalu tidak akan pernah betul-betul berlalu. Setiap kali seseorang berniat melupakan sesuatu dari masa lalu itu sebetulnya ia telah mengguratkannya dalam hati. Seseorang bisa saja melupakan sesuatu namun sesuatu itu tidak akan pernah hilang bahkan tersimpan dalam peti-peti tertutup di relung kenangan yang tidak terpetakan. Dalam perjalanan hidup seseorang bisa saja bertemu kembali dengan peti-peti itu, tanpa sengaja membukanya, atau dengan sadar tidak akan pernah membukanya sama sekali, namun isi peti itu tidak akan pernah hilang. Bahkan dengan suatu cara ia kemudian seperti udara yang merembes keluar dari celah-celah peti, menempel dan melebur dalam darah yang menghidupkan kembali syaraf-syaraf perekam kenangan di otak, yang tanpa sadar mengingatnya meski tak tahu darimana datangnya.
Cinta, keindahan, kesempurnaan, harmoni, kebulatan,percobaan yang teratasi, keyakinan, kepercayaan, dan kehormatan adalah awal dari suatu kemungkinan percintaan. Ketergila-gilaan dan rasa yang dalam adalah kecenderungan ke arah optimisme. Lupa akan konsekuensi yang mungkin terjadi, membiarkan diri terseret, emosi bebas, kebutuhan menguji dan menyerang untuk mengadili adalah pertarungan antara cinta yang sakral dan yang profan. Menempatkan untuk membuktikan, menimbang-nimbang, menduga-duga, merindukan, menggoda kemungkinan adalah akan kesukitan. Secara emosional terlibat masalah dari seorang teman, saudara ataupun sahabat adalah suatu pertemuan dengan konsekuensi penuh makna.
Jangan biarkan cinta itu pergi. Alangkah bahagianya bila hidup dicintai seseorang. Tidak banyak manusia yang bisa mencintai dengan tulus. Memberikan cinta pada seseorang itupun bukan hal yang mudah untuk dijalani. Jangan pernah berpaling dari malaikat yang terbang dan hinggap di hati dengan membawa seribu cinta. Jangan pelihara kesombongan hati yang akhirnya akan membuahkan penyesalan yang mendalam. Tidak seharusnya kita merendahkan seseorang yang menjunjungmu. Hidup memang tidak pernah tenang.....kecuali bila kita menutup mata untuk selamanya. Cintailah dia yang mencintaimu..... Semua yang harus terjadi,,,,,terjadilah!!!!! Karena bagaimanapun, hidup memang tentang meninggal dan ditinggalkan.
Sesakit apapun, jangan pernah cinta ini menjadi nyata. Hanya karena tak ingin semua berakhir sia-sia. Biarlah menjadi mimpi, jika itu adalah akhirnya.
Kadang, untuk sesuatu yang lebih bermakna, kita terpaksa melupakan apa yang paling kita inginkan.
Kesendirian itu kadang lebih membahagiakan daripada mencintai tapi bertepuk sebelah tangan.
Tak ada sakau yang lebih menyakitkan dibanding sakau dalam cinta.
Kesepian, penantian, dan ketidakberdayaan menjadi satu dalam tujuan.
Mencintai seseorang hanya karena engkau lebih dulu mengenalnya, itu keras kepala.
Ketidakpastian adalah hal terburuk dalam logika penantian.
Barangkali, ada baiknya kita tetap hidup dalam mimpi saja. Biar tak ada luka yang tersisa.
Untuk apa bersikukuh mencintai orang yang tak mungkin membalas cintamu.
Tak ada salahnya bukan, mendamba asa diayun ketiadaan. Hampa, mengulum adamu dalam pedih.
Aku tak pernah punya alasan untuk marah pada Tuhan.
Menunggu itu sangat membosankan bahkan mengesalkan. Tapi setiap waktu, kita memang harus menunggu, ternyata.
Memenuhi segala kecocokan dengan hati semua manusia adalah hal yang tidak mungkin kamu capai! (Imam Syafii).....
Ya Allah....jadikanlah cintaku kepada-Mu melebihi cintaku pada harta, keluarga, dan air yang dingin.....
Hidup ini-kata Ahmad Syauqi, sang penyair Arab-adalah keyakinan dan perjuangan. dan perjuangan seorang mukmin sejati-kata Imam Ahmad bin Hanbal-tidak akan berhenti kecuali ketika kedua telapak kakinya telah menginjak pintu surga.....
Kata-kata adalah cerminan isi hati dan keadaan jiwa.....
Kenapa aku menangis? Perasaan apa yang mendera hatiku sekarang? Begitu menyiksa. Aku tak pernah merindukan seseorang seperti rinduku padanya.....
Senin, 29 Maret 2010
KB 4
Diposting oleh Dea Nanda di 17.23
Subscribe to:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar